Subang, Jabar (ANTARA) - Bencana banjir melanda 14 desa yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Subang, Jawa Barat, menyusul tingginya curah hujan yang memicu meluapnya beberapa sungai di daerah tersebut.
"Kami sudah meninjau lokasi banjir, dan akan segera disiapkan dapur umum," kata Bupati Subang Ruhimat, di Subang, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan pendataan yang telah dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir kini telah melanda 14 desa di sekitar Subang.
Ribuan keluarga yang terdampak banjir itu di antaranya tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Ciasem, Pamanukan, Blanakan, dan Kecamatan Pusakanagara.
Bupati mengingatkan agar warga terdampak banjir segera mengungsi ke tempat yang aman. Sebab, intensitas hujan di wilayah Subang dan sekitarnya masih cukup tinggi.
“Saya imbau kepada warga yang terdampak banjir untuk segera mengungsi ke tempat yang telah disediakan,” katanya.
Bupati juga meminta agar para pihak terkait selalu memonitoring warga yang terdampak banjir. Sehingga tidak ada warga yang terisolir akibat banjir.
“Untuk aparatur desa, BPBD, kepolisian dan Babinsa Binmaspol saya mohon untuk tetap patroli. Jangan sampai ada warga yang terisolir,” kata dia.
Ia menyampaikan kalau saat ini pihaknya tengah menyiapkan logistik seperti makanan dan penanganan kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir.
“Kita juga sudah siapkan untuk dapur umum, baik dari pihak Polri, pihak Lanud dan dari Pemkab Subang melalui Dinas Sosial. Sehingga jangan sampai rakyat kelaparan dan jangan sampai warga sakit,” demikian Ruhimat.
Pancaroba
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang, angin puting beliung, dan hujan lebat berdurasi singkat berpotensi terjadi pada masa pancaroba, masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
"Pada Maret, April, Mei 2023, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi sebelum memasuki kemarau pada bulan Juni. Hal yang perlu diwaspadai, fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat.
BMKG memprakirakan curah hujan di wilayah Indonesia mulai mengalami penurunan karena fenomena La Nina yang semakin melemah.
Ketika La Nina terjadi, suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya dan kondisi tersebut mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Berdasarkan hasil pemantauan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menurut BMKG, saat ini intensitas La Nina terus melemah.
Fenomena La Nina yang semakin melemah dan menuju netral menyebabkan penurunan curah hujan. Saat curah hujan menurun, titik api berpotensi muncul di hutan maupun lahan.
"Kewaspadaan yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau, yang diprediksi umumnya menunjukkan curah hujan yang berkurang, yang lebih rendah dari tiga tahun terakhir meskipun sifatnya kembali ke normal," kata Dwikorita.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 14 desa di Kabupaten Subang-Jabar dilanda banjir
14 desa di Subang dilanda banjir
Rabu, 1 Maret 2023 13:09 WIB