Arifin menekankan pentingnya sanitasi di sepanjang rantai pemasaran unggas guna memutus rantai penyebaran virus penyebab flu burung pada unggas serta meminimalkan risiko penularan virus ke manusia.
Dia mengimbau masyarakat peternak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti menggunakan masker saat menangani unggas hidup atau mati serta mencuci tangan dan kaki menggunakan air dan sabun usai aktivitas.
Berkenaan dengan pengadaan anak ayam umur sehari, Arifin mengatakan, peternak dianjurkan menggunakan anak ayam dari peternakan yang telah memiliki sertifikat bebas flu burung.
Dalam upaya mencegah penularan flu burung, ia melanjutkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan jika ada temuan kasus penularan penyakit serupa flu pada warga di sekitar tempat temuan kasus penularan flu burung pada unggas.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat drh. Supriyanto mengatakan bahwa kasus penularan virus influenza H5N1 varian 2.3.4.4b sampai sekarang belum ditemukan di Indonesia.
Kasus flu burung yang terdeteksi di Kota Cirebon dan Kota Cimahi, menurut dia, tidak terjadi akibat infeksi virus influenza H5N1 varian baru sebagaimana yang menyebar di Eropa dan Amerika serta Kamboja.
Meskipun demikian, jajaran petugas kesehatan hewan, peternak unggas, dan masyarakat diminta mewaspadai persebaran varian baru virus influenza H5N1 mengingat flu burung dapat menyebabkan kematian massal unggas dan mengganggu pasokan daging serta menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jawa Barat terapkan "3 Cepat" untuk cegah penularan flu burung
Jawa Barat terapkan "3 Cepat" untuk cegah penularan varian baru flu burung
Rabu, 1 Maret 2023 11:51 WIB