Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyatakan masyarakat sudah semakin peduli terhadap masalah sampah yang membuat kegiatan pengelolaan sampah menjadi semakin baik di Indonesia.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian LHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan saat ini semakin banyak praktik pengelolaan sampah yang digerakkan oleh masyarakat maupun pelaku industri di berbagai daerah.
"Saya optimistis bila kita bekerja sama, maka sampah bisa teratasi," ujarnya saat diwawancarai di sela peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa.
Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian LHK mencatat komposisi sampah berdasarkan jenis didominasi oleh sampah sisa makanan sebanyak 41,9 persen, sampah tumbuhan (kayu, ranting, dan daun) 12 persen, sampah kertas atau karton 10,7 persen, sampah plastik 18,7 persen, dan sampah lainnya 6,9 persen.
Sementara itu, komposisi sampah berdasarkan sumber sampah masih didominasi oleh rumah tangga dengan angka mencapai 37,6 persen, pasar tradisional sebanyak 16,6 persen, dan pusat perniagaan mencapai 22,1 persen.
Pada HPSN 2023, Kementerian LHK menyelenggarakan program Jelajah Bersih Negeri. Kegiatan itu mendapat dukungan dari ribuan pesepeda yang menggowes pedal melintasi jalur utara dan selatan Pulau Jawa sejauh lebih kurang 1.100 kilometer dengan titik mulai di Bali, lalu berakhir di Jakarta.
Mereka melakukan kampanye peduli sampah ke berbagai daerah yang disinggahi, sekaligus merekam kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat, pelaku industri, maupun pemerintah guna menginspirasi tumbuhnya fasilitas pengelolaan sampah di daerah lain.
Di Surabaya, Jawa Timur, tim Jelajah Bersih Negeri telah melihat praktik pengolahan sampah yang dipakai menjadi listrik. Sedangkan di Cilacap, Jawa Tengah, mereka memotret pembuatan refuse derived fuel (RDF) berkapasitas 200 ton per hari untuk menjadi briket sampah dan menggantikan batu bara pada pabrik semen.
Tim Jelajah Bersih Negeri juga berkunjung ke bank sampah pertama Indonesia yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta. Bank sampah yang bernama Gemah Ripah itu tak sekadar mengimplementasikan ekonomi sirkular yang mensejahterakan masyarakat, melainkan juga menjadi inspirasi terbentuknya berbagai bank sampah di seluruh Indonesia.