Buku kisah Letjen HR Dharsono seorang jenderal idealis diluncurkan
Minggu, 19 Februari 2023 7:00 WIB

Buku tentang kisah Letjen Hartono Rekso (HR) Dharsono bertajuk "Kisah Seorang Jenderal Idealis H.R. Dharsono", diluncurkan di Jakarta, Sabtu (18/2/2023), buku ini menarasikan beberapa penggalan penting sejarah politik dan kekuasaan Indonesia kontemporer yang menempatkan HR Dharsono sebagai fokus karena perannya pada masa-masa tersebut. (FOTO ANTARA/HO-Rum Aly)
Separuh lebih dari topangan kekuatan Jenderal Soeharto dalam menghadapi Soekarno ada pada Jenderal H.R. Dharsono yang kala itu menjadi Panglima Siliwangi.
Posisi Divisi Siliwangi waktu itu amat strategis dan menentukan, karena Ibu Kota Jakarta praktis dikelilingi busur wilayah divisi tersebut.
Proses perubahan kekuasaan kala itu itu tergambarkan berisi lakon politik yang di sana-sini beraroma pewayangan.
Namun berbeda dengan Soeharto yang sangat khas Jawa, Jenderal H.R. Dharsono bersikap lebih tegas di garis depan proses menurunkan Soekarno.
Hal yang paling menarik perhatian dan menjadi catatan penting dalam sejarah politik Indonesia adalah dilontarkannya gagasan pembaruan politik Indonesia oleh H.R. Dharsono di tahun 1968-1969 bersama kelompok aktivis pergerakan 1966 dari Bandung.
Dalam konteks pembaruan politik setelah era Nasakom, H.R. Dharsono dan teman-teman mudanya mengagas perombakan struktur politik dan kepartaian melalui konsep dwi grup yang mengerucut sebagai dwi partai.
Memiliki kepentingan yang berbeda demi kekuasaannya sendiri, Soeharto dan sejumlah jenderal di lingkarannya menolak dan bergerak mengandaskan gerakan pembaruan itu.
Dimulai dengan semacam "exile" bagi Letjen H.R. Dharsono dengan penugasan baru jauh dari Tanah Air, yakni menjadi Duta Besar RI di Thailand, Kamboja serta tugas perdamaian di Vietnam.