Antarajawabarat.com,2/4 - Para perajin olahan ikan asap di daerah Pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengaku kesulitan bahan baku yakni ikan tongkol segar.
Sunarti, seorang perajin ikan asap di Indramayu, Selasa, menuturkan, cuaca buruk menyebabkan hasil tangkapan nelayan Indramayu berkurang, sehingga sejumlah perajin olahan ikan asap kesulitan bahan baku terutama ikan tongkol.
Berkurangnya pasokan ikan tongkol tersebut, kata dia, memicu kenaikan harga sebelumnya dijual Rp19 ribu per kilogram, kini mencapai Rp21 ribu per kilogram tingkat pedagang eceran, sedangkan harga lelang di TPI Karangsong sekitar Rp18 ribu per kilogram.
"Perajin olahan ikan asap mengandalkan hasil tangkapan nelayan setempat, jika kondisi normal pasokan stabil tapi angin disertai gelombang tinggi mereka kesulitan mendapatkan ikan tongkol tersebut,"katanya.
Menurut Narti, sejak perubahan angin baratan kiriman ikan dari nelayan Indramayu berkurang akibat mereka tak melaut, kini mereka berhenti produksi padahal pesanan dari luar kota terus berdatangan.
Sementara itu Juaningsih perajin olahan ikan asap lain mengaku, pasokan ikan tongkol terhambat akibat hasil tangkapan nelayan setempat menurun karena cuaca buruk.
Perajin olehan kesulitan memenuhi pesanan mereka, kata dia, terutama saat kondisi seperti sekarang, masih mengandalkan hasil tangkapan nelayan setempat kini produksi ikan di sejumlah Tempat Pelelangan Ikan terganggu,"ujar Narti.
Manager Tempat Pelelangan Ikan Glayem Indramayu Dedy Aryanto menuturkan, produksi ikan disejumlah TPI berkurang akibat hasil tangkap nelayan menurun karena cuaca buruk.
Sekitar tiga bulan pendapatan TPI turun akibat pendaratan terganggu, padahal hasil tangkapan ikan dibutuhkan perajin olahan ikan, seperti ikan tongkol asap, kakap bakar, ikan kering terhenti kegiatannya karena kesulitan bahan baku.***3***
Enjang S