Cianjur, Jawa Barat (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur Tohari mengemukakan kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok dalam sepekan terakhir di pasar induk setempat dipengaruhi situasi kemacetan lalu lintas di jalur distribusi.
"Saya pantau di dua pasar, yakni Pasar Induk dan Pasar Cipanas, sekitar sepekan usai gempa agak macet. Ini terkait dengan distributor sulit masuk ke Cianjur," kata Tohari kepada ANTARA di Cianjur, Jawa Barat, Kamis.
Ia mengatakan, kemacetan lalu lintas dalam sepekan terakhir terjadi di sekitar Jalan Cianjur-Cipanas yang menjadi jalur utama distribusi sembako menuju Pasar Induk.
Kemacetan di lokasi itu dipengaruhi kejadian tanah longsor di sekitar Warung Sate Shinta imbas gempa bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022 serta volume kendaraan yang melampaui kapasitas tampung badan jalan.
Kemacetan di lokasi tersebut berkisar 3--5 kilometer mulai dari SPBU Ciherang hingga Cijedil, Kecamatan Cugenang. Petugas memberlakukan sistem buka tutup di lokasi tersebut.
"Dampaknya sempat terjadi kenaikan harga sayur mayur, ayam, bumbu masak dan lainnya," katanya.
Menurut Tohari, harga sembako di Pasar Induk dan Pasar Cipanas hingga saat ini masih bervariasi antarpedagang.
Sementara itu, pedagang sembako di Pasar Induk Cianjur Cepi melaporkan kenaikan harga terjadi pada komoditas bahan pokok seperti sayur mayur, bumbu masakan, bawang putih dan merah berkisar 20--40 persen.
"Tomat tadinya Rp8 ribu jadi Rp12 ribu per kilogram, bawang Rp25 ribu jadi Rp30 ribu per kilogram. Terkadang yang distribusi masih takut karena akses dari lokasi sayurannya tertutup," katanya.