"Kemajuan dan pemberdayaan bagi kaum perempuan bukan hanya menyangkut kewajiban moral dan pemenuhan hak asasi manusia, melainkan juga menjadi pilar bagi perdamaian dan pembangunan dunia secara berkelanjutan," ungkap Wapres.
Perempuan yang berpengetahuan dan berdaya, menurut Wapres, akan berkontribusi dalam penurunan tingkat kekerasan domestik dan kemiskinan ekstrem, serta peningkatan kesehatan dan kecerdasan anak.
"Terkait hal ini, KH Ahmad Dahlan bersama Nyai Ahmad Dahlan sangat visioner, memiliki wasasan masa depan perempuan muslim Indonesia yang jauh melampaui zamannya saat itu, dengan merintis Aisyiyah dalam semangat untuk memajukan peradaban kaum perempuan Indonesia," jelas Wapres.
Visi Islam berkemajuan, baik bagi laki-laki maupun perempuan, kata Wapres, akan terus relevan namun perlu terus diperbarui menyesuaikan perubahan tantangan dan lingkungan strategis nasional maupun internasional.
"Saya mengajak Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk terus berjuang bersama Pemerintah. Muhammadiyah memiliki perangkat ekonomi dan sosial yang terbesar di seluruh negeri, untuk menggerakkan pemberdayaan umat sehingga dapat menjadi kekuatan pembangunan bangsa," tegas Wpares.
Muktamar Muhammadiyah pada tahun ini, ungkap Wapres, meneguhkan peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam memberi sumbangan bagi bangsa.