Tidak sedikit anggota Polri yang bekerja melampaui tugas pokoknya. Karena panggilan hati nurani, banyak polisi yang menyisihkan gajinya untuk kegiatan sosial, seperti mendirikan sekolah gratis atau membantu orang miskin memenuhi kebutuhan hidup. Mereka bukan perwira yang dengan kegiatan sosialnya itu dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan penting di institusi Polri. Mereka berbuat seperti itu jauh dari motif-motif rendah, seperti memperkaya diri atau mengincar jabatan tertentu.
Kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit di Polri memang tidak mudah ketika berhadapan dengan kasus yang justru melibatkan para perwira tinggi yang seharusnya menjadi teladan bagi anggota Polri lainnya.
Menyeret para jenderal untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, dengan kemungkinan besar akan dipecat sebagai anggota Polri, bukan pilihan mudah. Untuk mendapatkan pangkat tinggi, hingga bintang di pundak, memerlukan perjuangan dan pengalaman panjang.
Para jenderal tentu juga dipersiapkan untuk menduduki jabatan penting dan menjadi pemimpin tertinggi di tubuh korps Bhayangkara itu. Artinya, negara tidak mudah untuk mendidik para perwira itu agar memiliki kualifikasi sebagai pemimpin. Belum lagi kalau dihitung dengan biaya pendidikan saat mereka menimba ilmu di Akademi Kepolisian.
Setiap perjuangan untuk kebaikan tidak jarang memang harus ada yang dikorbankan, termasuk Polri harus "mengorbankan" sejumlah perwira berbintang yang justru kemungkinan akan menjadi "duri" dalam institusi Polri.
Apalagi, stok jenderal untuk menduduki jabatan setingkat kapolda juga tidak sedikit. Ini bagian dari upaya pembuktian dari keyakinan masyarakat bahwa di antara adanya polisi yang bermain-main dengan hukum, masih banyak polisi lain yang bersih.
Peran pemimpin negara
Terungkapnya sejumlah perwira tinggi yang terlibat dalam kasus kriminal ini tidak bisa dilepaskan dari peran pemimpin negara, dalam hal Presiden Jokowi, termasuk pejabat di bawahnya yang bertanggung jawab pada pembinaan institusi Polri, seperti Menko Polhukam yang juga Ketua Komisi Kepolisian Nasional.
Saat pengarahan kepada perwira Polri di istana, Jokowi mengingatkan polisi untuk betul-betul bekerja sesuai koridor hukum dan menjauhi pola hidup hedonis yang banyak disoroti masyarakat.
Telaah - Menuntaskan kasus Sambo dan Teddy demi menjaga muruah Polri
Oleh Masuki M. Astro Selasa, 18 Oktober 2022 19:43 WIB