Tragedi ketiga, terjadi Stadion Olahraga Accra, Ghana, yang mempertandingkan laga antara Heart of Oak vs Kotoko pada 2001.
Pertandingan antara dua klub raksasa Ghana itu awalnya berjalan kondusif ketika Kotoko unggul sementara, namun dua gol di akhir laga membalikkan keadaan dan akhirnya memenangkan Heart of Oak.
Fans Kotoko bereaksi buruk dengan melemparkan botol dan kursi ke lapangan yang direspons polisi dengan gas air mata, yang membuat para penggemar Kotoko keluar.
Namun, penonton tidak menyadari jika gerbang tidak terbuka sehingga akhirnya berdesak-desakan dan menyebabkan 126 orang meninggal.
Tragedi keempat terbesar terjadi di Stadion Hillsborough, Inggris, ketika laga Liverpool vs Nottingham Forest pada 1989 yang terjadi karena penonton berdesak-desakan dan menyebabkan setidaknya 96 orang tewas.
Kelima, tragedi memilukan yang terjadi di Stadion Dasharath, Nepal, saat pertandingan antara Janakpur Cigarette Factory dan Liberation Army of Bangladesh pada 1988.
Pertandingan awalnya berjalan baik, tetapi di tengah laga terjadi badai salju yang menyebabkan para penonton panik karena 75 persen areal stadion masih terbuka.
Polisi kemudian menghalau yang justru mengarah penonton ke pintu keluar yang masih tertutup dan menyebabkan setidaknya 93 orang tewas karena terhimpit dan terinjak-injak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban tragedi Kanjuruhan Malang bertambah jadi 129 orang
Korban tragedi Kanjuruhan bertambah jadi 129 orang, tragedi terbesar kedua
Minggu, 2 Oktober 2022 13:01 WIB
![Korban tragedi Kanjuruhan bertambah jadi 129 orang, tragedi terbesar kedua](https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2022/10/02/7324b9af-906f-4a23-afaa-2de8b56c9909.jpg)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi pada saat tiba di RSUD Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022) . (ANTARA/Vicki Febrianto)