"Penanganan sangat baik. Atas nama pemerintah dan pribadi, kami menyampaikan bela sungkawa dan prihatin serta menyesalkan kejadian ini. Ini pelajaran bagi kita semua agar tidak terjadi lagi," ujarnya.
Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Kericuhan tersebut bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil barracuda.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menyatakan bahwa pada sepanjang jalannya pertandingan berjalan dengan lancar. Namun, setelah pertandingan berakhir, pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa diantara mereka turun ke lapangan.
Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Menurutnya, ditembakkanya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Korban tragedi Kanjuruhan bertambah jadi 129 orang, tragedi terbesar kedua
Minggu, 2 Oktober 2022 13:01 WIB
![Korban tragedi Kanjuruhan bertambah jadi 129 orang, tragedi terbesar kedua](https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2022/10/02/7324b9af-906f-4a23-afaa-2de8b56c9909.jpg)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi pada saat tiba di RSUD Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022) . (ANTARA/Vicki Febrianto)