BNPB telah turut menangani kejadian banjir dan tanah longsor di Kabupaten Garut. Pemerintah daerah sudah mengeluarkan dana dari biaya tidak terduga sebesar Rp1,7 miliar untuk masa tanggap darurat hingga 29 September.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menganggarkan Rp1,7 miliar yang bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) tahun anggaran 2022 untuk penanganan kerusakan dampak bencana banjir dan longsor di lima kecamatan wilayah selatan Garut.
"Ya, semuanya kita keluarkan hari ini (dana) Rp1,7 miliar dari BTT," kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat meninjau daerah terdampak bencana di Kecamatan Cisompet, Garut, Senin.
Ia menuturkan bencana alam banjir dan longsor telah menerjang daerah selatan Garut di lima kecamatan, yakni Kecamatan Pameungpeuk, Cisompet, Banjarwangi, Singajaya, dan Cibalong.
Daerah yang terdampak besar akibat bencana itu, kata bupati, yakni banjir di daerah Pameungpeuk, di Cisompet satu orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor.
"Jadi, banjir di Garut selatan itu terjadi di lima kecamatan, tapi yang terdampak secara luas di Kecamatan Pameungpeuk, ada satu orang yang meninggal dunia di Kecamatan Cisompet dan lebih dari seribu unit rumah yang terdampak," kata Rudy.
Ia menyampaikan pemerintah daerah sudah melakukan penanganan dan menetapkan sebagai Tanggap Darurat Bencana selama sepekan setelah kejadian bencana pada Kamis (22/9).
Pemerintah daerah, kata dia, untuk mengatasi dampak bencana alam itu menyiapkan Rp1,7 miliar ditambah lagi bantuan dari sejumlah pihak seperti dari perusahaan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB: Tanah longsor di Kabupaten Garut lebih tinggi dari banjir