“Agar Bapak La Ode Joko Widodo senantiasa tetap menjaga marwah bekas Kesultanan Buton selama berdomisili di Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di mana pun berada,” kata La Ode Muhamad Arsal.
La Ode Muhamad Arsal menjelaskan gelar tersebut bermakna seorang laki-laki yang memiliki sikap dan perilaku yang mulia, rendah hati, sopan santun, arif, bijaksana, jujur, adil, bertanggungjawab, memberi teladan dan panutan, serta memiliki komitmen yang tinggi dalam menyejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyat di Indonesia).
Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih kepada Sultan Buton La Ode Muhammad Izat Manarfa untuk gelar Kesultanan Buton yang diterimanya.
Setelah mengikuti proses penganugerahan gelar tersebut, Presiden menyapa warga yang telah menantinya dan juga membagikan kaus. Sejumlah warga memanggil Presiden dengan sebutan barunya.
"La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara," ujar salah seorang warga memanggil Presiden,
Jokowi pun tersenyum ketika dipanggil dengan gelar barunya tersebut.
Dari Keraton Kesultanan Buton, Jokowi dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kantor Pos Baubau, Kota Baubau, untuk menyerahkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bantuan Subsidi Upah (BSU).
Gelar adat Ende
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo dianugerahi gelar adat "Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa" saat berkunjung ke Rumah Tenun Ende usai memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Rabu.
Gelar adat "Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa" memiliki makna pemimpin wilayah seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Sebagaimana keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Rumah Tenun Ende, kemudian disambut Tari Woge.
Dalam Tari Woge tersebut, para penari membawa tombak dan parang sebagai simbol kemenangan perang. Para penari juga diiringi seni musik Nggo Lamba yang biasa dimainkan untuk sambut kedatangan tamu serta acara adat.
Selain disambut Tari Woge, Presiden dan Iriana juga disambut dengan sapaan adat oleh budayawan Albertus Bisa. Presiden juga mendapatkan penyematan pakaian adat berupa Rembi yang merupakan tas adat yang biasa digunakan Mosalaki atau ketua adat untuk menaruh beberapa benda adat.
Setelah mendapatkan gelar adat, Presiden dan Ibu Iriana turut menyaksikan Bupati Ende mengelilingi Tubu Kanga (pusara adat) sebanyak empat kali yang memiliki arti penyatuan dengan alam yakni tanah, air, api, dan angin.
Presiden dan Iriana juga menyempatkan diri melihat dan menyapa pengrajin tenun yang sedang bertenun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi dianugerahi Gelar Kehormatan Adat Kesultanan Buton