“Penyumbang utama deflasi pada Agustus 2022 adalah berasal dari kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil sebesar 0,48 persen,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Margo menyebutkan komoditas bawang merah memberi andil terhadap deflasi sebesar 0,15 persen, cabai rawit sebesar 0,12 persen dan cabai merah sebesar 0,07 persen.
Ia menjelaskan penyebab ketiga komoditas tersebut menjadi penyumbang terbesar terhadap deflasi pada Agustus adalah karena pulihnya pasokan sehingga harga bawang merah, cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan.
Selain kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau, deflasi Agustus sebesar 0,21 persen (mtm) turut dipicu oleh kelompok pengeluaran Transportasi dengan andil sebesar 0,01 persen.
Kelompok pengeluaran Transportasi sendiri mengalami deflasi sebesar 0,08 persen (mtm) pada Agustus 2022 karena turunnya tarif angkutan udara yang memberi andil 0,03 persen.
Ia menjelaskan hal itu terjadi karena menurunnya harga avtur dan adanya kebijakan pemerintah yang menggratiskan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara di bandara.
Inflasi Agustus jika dilihat secara tahun ke tahun sebesar 4,69 persen (yoy), kelompok pengeluaran yang terjadi inflasi tertinggi juga sama yaitu Makanan, Minuman dan Tembakau yaitu sebesar 7,73 persen (yoy).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Nilai Tukar Petani naik 1,97 persen pada Agustus 2022
BPS: NTP naik 1,97 persen pada Agustus 2022
Kamis, 1 September 2022 13:32 WIB