Padang (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) di sektor pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Saya berharap dengan kerja sama di sektor pariwisata dan UMKM ini akan mendorong perkembangan ekonomi kreatif," kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dalam siaran persnya, Senin.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah di Auditorium Istana Gubernur, Kota Padang, Sumatera Barat.
Baca juga: Pemprov Jabar libatkan Wanadri dalam program penanaman mangrove
Ridwan Kamil menyampaikan beberapa poin terkait pentingnya jalinan kerja sama ini demi menciptakan ekonomi kreatif dan koneksi antar wilayah yang semakin membaik.
Ia menuturkan pula tantangan besar terkait tiga guncangan global yang perlu diantisipasi, yang akan mengubah kebiasaan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman.
"Guncangan pertama terkait pandemi COVID-19, lahir batin hidup kita berubah. Suka tidak suka kita dipaksa. Maka dari itu, yang namanya guncangan adalah perubahan yang dipaksa. Ibarat kita sedang nyaman duduk dipaksa berdiri. Pandemi juga begitu," kata Ridwan Kamil.
Guncangan kedua adalah berkembangnya era digital. Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, 80 juta lapangan pekerjaan akan hilang digerus zaman karena perubahan tersebut.
"Semua yang rutin akan hilang oleh mesin, itu rumusnya. Sejumlah profesi akan hilang oleh artificial intelligence. Misal untuk memberi makan ikan, itu juga akan hilang oleh yang namanya IOT (Internet of Things). HP (handphone) tinggal saya pijit bisa menggantikan orang yang jalan kaki." ujarnya.
Berikutnya guncangan ketiga, pemanasan global, yaitu adanya kondisi cuaca yang semakin panas, dataran tinggi seiring berjalannya waktu akan tenggelam ditelan air laut, juga banyaknya sampah plastik yang berserakan hampir di mana-mana.
Baca juga: 15 industri serap 1,05 juta ton garam lokal termasuk dari Jabar
"Jawa Barat sudah kehilangan 800 hektare, sebagian tanah di utara sudah jadi laut karena kita nyaman hidup boros karbon," kata Kang Emil.
"Boros karbon itu pakai mobil bahan bakarnya masih bensin, makanya saya sudah mulai menggunakan mobil listrik. Saat ini pun listrik masih dari batu bara, tapi suatu hari listrik dari tenaga matahari dan air," tambahnya.
Menurut Kang Emil ketiga guncangan tersebut jangan disepelekan karena pergerakannya perlahan namun akan menenggelamkan.
"Ini pelajaran. Oleh karena itu berdaganglah dengan sesama kita, itu poin saya. Jangan terlalu bangga ekspor ke China. Kunci dari kerja sama adalah informasi. Saya tidak tahu apa yang dibutuhkan Sumbar. Begitu pula sebaliknya, Sumbar tidak hafal apa yang Jawa Barat butuhkan kalau tidak ada informasi," tuturnya.