Tasikmalaya, Jabar (ANTARA) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menginstruksikan seluruh guru untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak didiknya sebagai tindak lanjut dari munculnya permasalahan kasus perundungan anak yang berujung meninggal dunia.
"Walaupun secara tidak langsung turun ke masyarakat, guru harus intens berkomunikasi dengan orang tua siswa, dan tokoh setempat," kata Ketua PGRI Kabupaten Tasikmalaya, Akhmad Juhana usai rapat koordinasi bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya, Senin, di Tasikmalaya.
Ia mengatakan PGRI sebagai organisasi profesi guru turut prihatin dengan adanya kasus seorang anak usia 11 tahun menjadi korban perundungan yang diduga oleh teman-temannya hingga menyebabkan depresi dan akhirnya meninggal dunia.
Baca juga: Polda: Kasus perundungan anak di Tasikmalaya naik ke penyidikan
PGRI Kabupaten Tasikmalaya, kata dia, akan melakukan langkah konkret berkoordinasi dengan KPAID Tasikmalaya untuk melakukan langkah apa saja dalam mengantisipasi berbagai persoalan terhadap anak, termasuk pencegahan perundungan di dunia pendidikan.
"Kami prihatin atas kejadian itu, oleh sebab itu, kita berkonsultasi bersama KPAID agar kejadian semacam itu tidak terjadi kembali," katanya.
Ia menyampaikan salah satu upaya yang akan dilakukan oleh guru dan menjadi tugas tambahan guru yaitu ikut mengawasi aktivitas anak didik di luar sekolah.
PGRI Tasikmalaya instruksikan guru untuk cegah perundungan pada anak
Senin, 25 Juli 2022 19:53 WIB