Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 14 kecamatan dengan jumlah 18.873 jiwa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terdampak bencana banjir dan tanah longsor.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, 14 kecamatan yang terdampak itu, antara lain Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi dan Singajaya.
"Sebanyak 6.031 kepala keluarga (KK) atau 18.873 jiwa terdampak dan 649 jiwa di antaranya mengungsi," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melaporkan kerugian material sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit di antaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, dua unit fasilitas pendidikan rusak sedang dan tiga unit fasilitas pendidikan rusak ringan. Selain itu, tercatat sedikitnya 17.077 hektare kolam ikan milik warga terdampak.
Tim Tanggap Darurat BNPB didampingi BPBD Kabupaten Garut telah meninjau salah satu lokasi banjir di Desa Kulon dan Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, dan Kecamatan Ciwalen. Lokasi ini dipilih dikarenakan rumah warga berada di samping aliran Sungai Cimanuk dan diperkirakan lokasi paling parah terdampak banjir dan longsor.
Meski telah surut, banjir menyisakan material lumpur yang menutupi jalan dan rumah warga. Warga secara bergotong royong dibantu BPBD, TNI, Polri, dinas terkait dan relawan membersihkan material lumpur.
Sementara itu, material longsor yang menutupi jalan di Kampung Cigayun dan Desa Sukamulya telah selesai dibersihkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sehingga sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat.
18.873 jiwa di Kabupaten Garut terdampak bencana banjir dan longsor
Senin, 18 Juli 2022 18:56 WIB