Dwi mengungkapkan pergeseran proyek-proyek besar inilah yang membuat realisasi produksi dan lifting terbilang rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN.
Meski demikian, program pengeboran sumur pengembangan yang masif dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah mampu menunjukkan hasil positif dengan mampu menahan laju penurunan produksi dan saat ini pada fase produksi yang meningkat.
"Kami terus berupaya dapat menyelesaikan proyek hulu migas nasional, termasuk proyek strategis nasional sektor hulu migas," pungkas Dwi.
Sebelumnya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hingga Juni 2022 realisasi sumur pengembangan yang telah dibor mencapai 348 sumur atau sekitar 44 persen dari target sebanyak 790 sumur.
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara di Jakarta, Kamis, mengatakan hasil tersebut melampaui jumlah sumur pengembangan yang dibor pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 186 sumur.