Jakarta (ANTARA) - Boris Johnson, Kamis, menyatakan mundur sebagai Perdana Menteri Inggris, mengikuti seruan dari rekan-rekan menteri dan anggota parlemen di Partai Konservatif.
"Proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang," kata Johnson di pintu Downing Street Nomor 10.
"Dan hari ini saya telah menunjuk sebuah kabinet untuk menjalankan tugas sampai pemimpin baru menjabat," katanya.
Sebelumnya PM Inggris Boris Johnson pada Rabu menentang tekanan untuk mundur dari anggota kabinet dan partainya sendiri.
Dia menegaskan bahwa dirinya akan melawan segala upaya untuk menurunkannya dari kursi perdana menteri.
"Saya tak akan mundur dan hal terakhir yang diperlukan negara ini, terus terang, adalah pemilihan umum," kata Johnson di depan komite parlemen.
Johnson mengatakan dia memegang mandat Pemilu 2019 dan tak akan melepaskan tugasnya di tengah krisis biaya hidup dan perang di Eropa.
Dia menolak menjawab pertanyaan apakah dirinya akan tetap bertugas jika anggota-anggota parlemen dari partainya sendiri tak lagi percaya pada dirinya.
Beberapa anggota kabinet mendatanginya di Downing Street –sebutan bagi kantor dan kediaman perdana menteri Inggris– untuk memintanya turun dari jabatan, menurut seorang sumber.
Lebih dari 50 orang pejabat dalam pemerintahannya telah mundur dalam kurang dari 48 jam, dan mengatakan Johnson tidak layak untuk memimpin usai dilanda sejumlah skandal. Sementara itu puluhan politisi di Partai Konservatif melakukan pemberontakan secara terbuka.
Sekretaris Irlandia Utara Brandon Lewis, menjadi menteri kabinet terbaru yang mengundurkan diri pada Kamis pagi, menyusul pengunduran diri dari para menteri keuangan, kesehatan, dan negara bagian Wales.
Sumber: Reuters
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Boris Johnson mengundurkan diri sebagai PM Inggris
Boris Johnson mundur sebagai PM Inggris
Kamis, 7 Juli 2022 19:49 WIB