Menteri BUMN Erick Thohir menyebut penyaluran pinjaman permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank negara kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus diiringi dengan pembinaan kualitas produksi.
Dia mencontohkan Bank Mandiri yang fokus untuk UMKM di perkotaan telah mencoba mendekati warung-warung yang biasa menjadi tempat makan para pekerja lepas. Menurutnya, kualitas hidangan di warung makan itu sangat penting untuk menjaga kesehatan para pekerja tersebut.
"Mayoritas warung di kota itu 60 persen yang makan itu (pekerja) informal, artinya itu para pegawai yang kerja harian. Kalau mereka sakit, artinya apa? Itu keluarganya nggak makan di hari itu," kata Menteri BUMN Erick di Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Karena itu ia mendorong agar penyaluran KUR juga diiringi pendampingan agar UMKM, khususnya di bidang kuliner, agar bisa mendapatkan bahan baku yang berkualitas.
"Jangan karena keterbatasan dana mereka membeli bahan baku untuk diolah tapi dengan kualitas yang rendah. Ini kita lakukan," kata Erick Thohir.
Mengenai perkotaan, Erick Thohir menyebut pada 2045 diprediksi 73 persen masyarakat Indonesia bakal berpindah dari desa ke kota, sehingga pembinaan UMKM yang ada di perkotaan harus terus dilakukan.
"Bank Mandiri, kita fokuskan untuk korporasi, tetapi bukan berarti karena dia fokus korporasi besar dia meninggalkan UMKM, tidak. Bank Rakyat Indonesia (BRI) fokus pada UMKM di pedesaan, Bank Mandiri fokus pada UMKM perkotaan," kata Erick Thohir.
Ia menargetkan penyaluran KUR bagi pelaku UMKM di Indonesia bisa mencapai Rp338 triliun. Sejauh ini, kata dia, penyaluran KUR baru mencapai sekitar Rp260 triliun.
"Kita sekarang coba bertahap menargetkan sampai 30 persen (penyaluran KUR) dan kita berharap terus naik ke 50 persen dan ke depannya seperti negara tetangga," kata Erick Thohir.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick Thohir: Penyaluran KUR harus diiringi pembinaan mutu produksi