Dalam film sebelumnya yang disutradarai oleh Tony Scott, Lt. Nick "Goose" Bradshaw dikisahkan tewas dalam kecelakaan pelatihan bersama Maverick.
Menghadapi masa depan yang tidak pasti dan menghadapi hantu masa lalunya, Maverick ditarik ke dalam konfrontasi dengan ketakutan terdalamnya sendiri, yang berpuncak pada misi yang menuntut pengorbanan pamungkas dari mereka yang akan dipilih untuk menerbangkannya.
"Top Gun: Maverick" dinahkodai oleh Joseph Kosinski ("Oblivion", "Only the Brave", "Tron: Legacy"). Tidak berlebihan jika menyebutkan bahwa film ini begitu menyenangkan untuk disaksikan. Semua elemen khas "Top Gun" maupun ketulusan pembuatan film ini, menghadirkan pengalaman sinematik yang begitu seru.
Sesuai judulnya, film sekuel ini banyak mengulik cerita tentang Maverick, yang masih berusaha pulih dari trauma masa lalu akan kehilangan sahabat dan rekan terbaiknya saat menjalankan misi.
Tak hanya itu, sang kapten yang terkenal rebel ini juga dihadapkan dengan situasi bahwa anak dari mendiang sahabatnya tetap nekat mengikuti jejak sang ayah, dan berjuang bersama dengan Maverick. Rasanya seperti rekaman musik yang terulang lagi.
Maverick pun berusaha menghadapi hal tersebut, menyusul perintah dan misi terakhir dari angkatan laut. Di sini, selain bertemu dengan Rooster, ia juga bertemu dengan para pilot muda andal dari Top Gun.
Selain Rooster, ada pun kandidat untuk misi itu adalah "yang terbaik dari yang terbaik" -- termasuk pilot wanita Phoenix (Monica Barbaro) dan Hangman (Glen Powell).
Dinamika Hangman-Rooster kurang lebih mencerminkan hubungan dan gesekan dari Iceman-Maverick dari "Top Gun" 30 tahun lalu.