New York (ANTARA) - Harga minyak merosot sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah naik di awal sesi ke level tertinggi tujuh minggu, di tengah berita bahwa Amerika Serikat akan melonggarkan beberapa pembatasan terhadap pemerintah Venezuela.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni jatuh 2,31 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi menetap di 111,93 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni terpangkas 1,8 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi ditutup di 112,40 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak dibuka melemah karena UE berupaya larang impor Rusia
Harga minyak turun lebih lanjut menyusul komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa mungkin ada beberapa kesulitan ekonomi yang terlibat untuk menurunkan inflasi. Bank sentral AS akan "terus mendorong" untuk memperketat kebijakan moneter AS sampai jelas bahwa inflasi menurun, katanya.
"Beberapa dari komentar itu meredam antusiasme pembelian di sisi minyak," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.
Reuters melaporkan bahwa sumber-sumber mengatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan segera memberikan wewenang kepada perusahaan minyak AS Chevron Corp untuk bernegosiasi dengan pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro, untuk sementara mencabut larangan diskusi semacam itu.