Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik sekitar 1,5 persen pada perdagangan Jumat sore, tetapi menuju kerugian mingguan pertama dalam tiga pekan karena kekhawatiran tentang inflasi dan penguncian COVID China yang memperlambat pertumbuhan global mengimbangi kekhawatiran tentang berkurangnya pasokan bahan bakar dari Rusia.
Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,68 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi diperdagangkan di 109,13 dolar AS per barel pada pukul 06.02 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 1,40 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi diperdagangkan di 107,53 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak menguat di Asia, kekhawatiran permintaan lemah batasi kenaikan
Namun kedua kontrak acuan berada di jalur untuk mencatat penurunan untuk minggu ini, dengan Brent akan turun hampir tiga persen dan WTI dua persen.
Pasar terus didorong dan ditarik oleh prospek larangan Uni Eropa terhadap pengetatan pasokan minyak Rusia dan kekhawatiran tentang permintaan global yang melemah.
Managing partner SPI Asset Management, Stephen Innes, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa para pedagang minyak sedang mencari "secercah cahaya di ujung terowongan penguncian yang suram di China".