Chicago (ANTARA) - Emas berjangka melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mencatat hari terburuknya dalam sekitar satu minggu, karena inflasi yang terus memanas mendorong dolar AS lebih kuat mendekati level tertinggi dua dekade dan menekan daya tarik logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 29,10 dolar AS atau 1,57 persen menjadi ditutup pada 1.824,60 dolar AS per ounce. Berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya dan merupakan penyelesaian terendah sejak 7 Februari 2022.
Baca juga: Harga emas goyah di tengah pergumulan lonjakan dolar dan imbal hasil turun
Emas berjangka terangkat 12,7 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.853,70 dolar AS pada Rabu (11/5/2022), setelah tergelincir 17,6 dolar AS atau 0,95 persen menjadi 1.841,00 dolar AS pada Selasa (10/5/2022), dan terpuruk 24,2 dolar AS atau 1,29 persen menjadi 1.858,60 dolar AS pada Senin (9/5/2022).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (12/5/2022) bahwa indeks harga produsen AS, ukuran inflasi sebelum mencapai konsumen, naik 11 persen tahun ke tahun dan 0,5 persen bulan ke bulan pada April, turun dari masing-masing 11,5 persen dan 1,6 persen pada Maret.
Departemen juga melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS meningkat 1.000 menjadi 203.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 7 Mei, level tertinggi sejak pertengahan Februari.
Harga emas anjlok 29 dolar, catat hari terburuk dalam sekitar satu minggu
Jumat, 13 Mei 2022 7:10 WIB