Dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam dua dekade pada Kamis (28/4), didorong oleh kelemahan pada saingan utamanya, seperti yen dan euro. Dolar yang lebih kuat biasanya bearish untuk harga minyak yang dihargai dalam greenback, karena membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca juga: Harga minyak menguat dipicu ketegangan gas Rusia dan harapan stimulus China
Di China, Beijing menutup beberapa ruang publik dan meningkatkan pemeriksaan COVID-19 di tempat lain karena sebagian besar dari 22 juta penduduk kota itu memulai lebih banyak pengujian massal dalam upaya untuk mencegah penguncian seperti Shanghai. Penguncian terbaru telah mengganggu pabrik dan rantai pasokan, meningkatkan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi negara itu.
Tetapi penyulingan minyak terbesar di Asia, Sinopec Corp, memperkirakan permintaan negara itu untuk produk minyak sulingan akan pulih pada kuartal kedua karena wabah COVID-19 secara bertahap terkendali.
Perlambatan pertumbuhan global karena harga-harga komoditas yang lebih tinggi dan eskalasi konflik Rusia-Ukraina dapat semakin memperburuk kekhawatiran permintaan minyak.