Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dan mencatat kenaikan kuartalan terbesar sejak lonjakan yang dipicu pandemi pada pertengahan 2020 karena kekhawatiran atas melonjaknya harga-harga konsumen dan krisis Ukraina mendukung daya tarik safe-haven logam kuning.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 15 dolar AS atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 1.954,00 dolar AS per ounce. Emas naik 2,8 persen untuk Maret, dan melonjak 6,9 persen untuk kuartal pertama tahun ini.
Baca juga: Harga emas turun, tapi bidik kenaikan kuartalan terbesar dari September 2020
"Situasi geopolitik telah menjadi penyeret selama sebulan ini dan data inflasi terus meningkat. Jadi sentimen keseluruhan di pasar saat ini adalah orang-orang mencari keamanan," kata ahli strategi pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn.
Rusia mengeluarkan dekrit pada Kamis (31/3) 2022, menuntut pembayaran untuk gas alam dalam rubel. Ini menunjukkan bahwa terobosan dalam pembicaraan damai masih jauh.
Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (31/3) bahwa belanja konsumen AS meningkat 0,2 persen pada Februari, menunjukkan inflasi yang tinggi dan mendukung emas.
Klaim pengangguran awal AS naik 14.000 menjadi 202.000 untuk pekan yang berakhir 26 Maret, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari yang sama. Penghitungan minggu sebelumnya dari 188.000 klaim adalah yang paling sedikit sejak 1969.
Harga emas terdongkrak 15 dolar terdorong berlanjutnya konflik Rusia-Ukraina
Jumat, 1 April 2022 8:53 WIB