"Level yang belum pernah disentuh sejak 6 Mei 2019," ucap dia.
Maka dari itu, kata Ariston, kenaikan tingkat imbal hasil tersebut mengindikasikan pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS akan lebih agresif tahun ini.
Pekan ini, data tenaga kerja AS yang akan dirilis bisa mendukung kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif pada tahun ini, dengan pertimbangan tingkat inflasi yang tinggi dan data tenaga kerja yang positif.
Pada Jumat (25/3) lalu, rupiah ditutup menguat 6 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.346 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.352 per dolar AS.
Untuk hari ini, mata uang Garuda diperkirakan melemah ke rentang Rp14.360 per dolar AS hingga Rp14.380 per dolar AS, dengan potensi penguatan ke arah Rp14.330 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat dibayangi kenaikan imbal hasil obligasi AS