New York (ANTARA) - Minyak melonjak tanpa henti melampaui 110 dolar AS per barel pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang reli sejak Rusia menginvasi Ukraina tujuh hari lalu, di tengah ekspektasi bahwa pasar akan tetap kekurangan pasokan selama berbulan-bulan mendatang menyusul sanksi terhadap Moskow dan banjir divestasi dari aset minyak Rusia oleh perusahaan besar.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei mencapai level tertinggi 113,94 dolar AS per barel selama sesi, sebelum menetap dengan melonjak 7,96 dolar AS atau 7,6 persen menjadi 112,93 dolar AS per barel.
Baca juga: Minyak melonjak dipicu kekhawatiran gangguan pasokan Rusia
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April mencapai level tertinggi di 112,51 dolar AS per barel, dan ditutup 7,19 dolar AS atau 7,0 persen lebih tinggi pada 110,60 dolar AS per barel.
Pasar reli hingga penutupan perdagangan dengan volume besar, dengan patokan global minyak mentah Brent mengakhiri hari pada penutupan tertinggi sejak Juni 2014, sementara penyelesaian minyak mentah AS adalah yang tertinggi sejak Mei 2011.
Reli minyak telah dramatis, dengan Brent naik lebih dari 15 persen minggu ini saja, karena Barat menanggapi invasi Moskow dengan berbagai sanksi yang menargetkan transaksi keuangan dan bank, yang dirancang untuk memukul ekonomi Rusia.