Melbourne/Beijing (ANTARA) - Harga minyak melonjak di perdagangan Asia pada Rabu sore, karena kekhawatiran gangguan pasokan meningkat menyusul sanksi berat terhadap bank-bank Rusia di tengah konflik Ukraina yang semakin intensif, sementara para pedagang bergegas mencari sumber minyak alternatif di pasar yang sudah ketat.
Minyak mentah berjangka Brent melonjak 8 dolar AS dan menyentuh setinggi 113,02 dolar AS per barel, tertinggi sejak Juni 2014, sebelum turun kembali menjadi diperdagangkan di 111,75 dolar AS pada pukul 08.04 GMT.
Baca juga: Harga minyak melonjak tujuh persen karena rilis cadangan global mengecewakan
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 7,24 dolar AS atau 7,0 persen, menjadi diperdagangkan di 110,67 dolar AS per barel, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak Agustus 2013.
Backwardation, struktur pasar dimana kontrak yang akan jatuh tempo lebih mahal daripada kontrak di kemudian hari, dalam kontrak berjangka Brent, melonjak ke level tertinggi menurut data sejak tahun 2004. Premi Brent berjangka bulan pertama untuk kontrak bulan keenam naik hingga 18,55 dolar AS satu barel.
"Gangguan perdagangan mulai menarik perhatian orang," kata ekonom Westpac Justin Smirk.