ANTARAJAWABARAT.com, 23/1 - Sejak dua pekan terakhir, pupuk urea langka di Cianjur, Jabar, ketika petani bersiap memasuki masa tanam.
Anung (56), petani di Kampung Gunteng, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Minggu, mengatakan, sejak dua minggu terakhir, dia dan ratusan petani lainnya mengganti fungsi pupuk urea dengan ponskha.
Namun hal tersebut jutsru menimbulkan masalah baru karena harganya lebih mahal dibandingkan dengan pupuk urea. Sehingga ratusan petani, merasa diberatkan dengan kelangkaan urea tersebut.
"Ini selalu terjadi setiap tahun, tepatnya menjelang musim tanam . Biaya produksi meningkat hampir 30 persen dari biasanya. Pupuk jenis urea seakan menghilang di sejumlah kios. Sekalipun ada, harganya naik dari Rp80 ribu per zak, kini menjadi Rp90 ribu per zak," tuturnya.
Hal senada dibenarkan Yusuf (54) petani di Kampung Cijeler, Kecamatan Gekbrong, Cianjur. Dia mengaku kesulitan mendapatkan pupuk, bahkan dia terpaksa mencari hingga ke Sukabumi.
"Harganya jauh lebih mahal. Biasanya saya membeli Rp80 ribu per zak, saat ini harganya menjadi Rp120 ribu per zak. Saya terpaksa pakai pupuk kandang, itupun baru tiga petak dari dari satu hektar lahan yang saya garap," katanya.
Ketua DPC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Cianjur, Homzar Effendi, mengaku, pihaknya belum mengidentifikasi daerah mana yang mengalami kelangkaan pupuk. Namun, ia membenarkan, jika setiap musim tanam kebutuhan pupuk selalu mengalami peningkatan.