Chicago (ANTARA) - Emas berjangka sedikit menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menyentuh level tertinggi dalam dua minggu didukung oleh dolar yang lebih lemah dan ketika data menunjukkan lonjakan harga konsumen AS mendorong daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen, menjadi menetap di 1.837,40 dolar per ounce. Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi kelima berturut-turut , kenaikan beruntun terpanjang sejak November.
Baca juga: Harga emas terjebak di kisaran ketat, investor bersiap untuk data inflasi AS
Sehari sebelumnya, Rabu (9/2/2022), emas berjangka bertambah 8,70 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.836,60 dolar AS, setelah naik 6,10 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.827,90 dolar AS pada Selasa (8/2/2022), dan terangkat 14 dolar AS atau 0,8 persen menjadi 1.821,80 dolar AS pada Senin (7/2/2022).
"Lingkungan suku bunga yang meningkat tidak menekan pasar emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
"Namun, di sisi lain itu adalah konfirmasi dari tren inflasi yang sedang berlangsung yang kami yakini merupakan dorongan fundamental yang mendasari di balik pergerakan emas baru-baru ini."