Chicago (ANTARA) - Emas berjangka melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menyusul berlanjutnya aksi ambil untung tetapi masih mencatat kenaikan untuk minggu kedua beruntun setelah menetap di level tertinggi dua bulan pada Rabu (19/1), karena risiko inflasi dan geopolitik mengangkat daya tarik safe-haven emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, jatuh 10,8 dolar AS atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 1.831,80 dolar AS per ounce. Emas naik 0,8 persen untuk minggu ini, menguat untuk minggu kedua berturut-turut.
Baca juga: Harga emas stabil di sesi Asia, menuju kenaikan mingguan kedua beruntun
Sehari sebelumnya, Kamis (20/1) emas berjangka terkikis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.842,60 dolar AS, setelah melambung 30,8 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.843,20 dolar AS pada Rabu (19/1).
"Pembelian terkendali karena pasti ada pelarian ke pasar emas minggu ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Fokus pasar sekarang pada pertemuan Federal Reserve AS pada 25-26 Januari, dan ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bank sentral akan memperketat kebijakan pada kecepatan yang jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebulan lalu untuk menjinakkan inflasi yang terus-menerus tinggi.