Spesimen yang ada di museum tersebut diawetkan dengan dua cara, yakni spesimen kering dan spesimen basah. Spesimen kering dapat berbentuk kulit, bulu, dan tulang.
Baca juga: Ratusan helai kain adat hadir di Museum Kepresidenan Bogor
Sedangkan spesimen basah dapat berupa tubuh utuh atau organ dalam yang direndam dalam alkohol 70 persen. Kedua tipe pengawetan spesimen tersebut disimpan dengan cara berbeda.
Koleksi spesimen fauna tersebut diperoleh dari berbagai cara, antara lain dari hasil eksplorasi peneliti ke seluruh wilayah Republik Indonesia, pemberian dari lembaga atau masyarakat seperti kolektor, titipan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam, atau bahkan barang sitaan dari karantina hewan.
Museum Zoologicum Bogoriense didirikan oleh seorang ahli zoologi pertanian berkebangsaan Jerman JC Koningsberger pada 1894 yang bertugas mengoleksi dan meneliti serangga pada tanaman pertanian di Kebun Raya Bogor.
Baca juga: 150 kain wastra tokoh nasional dipamerkan di Museum Istana Bogor
Museum Zoologicum Bogoriense perbanyak koleksi DNA fauna
Rabu, 19 Januari 2022 11:51 WIB