Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, membagikan kiat bagi orang tua ketika memberikan pujian atau validasi eksternal pada anak agar tidak menimbulkan dampak negatif.
“Sering ditanyakan orang tua, nanti anaknya besar kepala kalau dipuji terus-terusan atau nanti dia tidak mau terpacu untuk mencapai yang lebih baik lagi. Memuji itu memang ada tekniknya sendiri. Sebenarnya memuji itu bukan sesuatu yang simpel, bukan sesuatu yang gampang,” kata Vera dalam sesi webinar, ditulis Rabu.
Menurut Vera, pujian yang baik seharusnya diucapkan secara spesifik atau langsung mengarah pada proses di balik keberhasilan yang anak capai. Pujian secara umum yang diucapkan secara terus-menerus, seperti sebatas kata-kata ‘Wah, kamu hebat’ atau ‘Wah, kamu pintar’, dapat menimbulkan efek negatif pada anak.
Baca juga: Kiat aman saat anak kembali belajar tatap muka di sekolah
“Kita tidak secara general bilang ‘hebat’ atau apa. Itu mungkin kalau terlalu berulang kali, dia akan merasa dirinya memang anak paling hebat dan pintar di dunia ini, tetapi begitu keluar rumah dan bertemu sedikit kesulitan jadi gampang rapuh,” ujarnya.
Sebagai contoh, kalimat seperti ‘Mama bangga kamu bisa bangun tidur di pagi hari sendiri tanpa dibangunkan’, kata Vera, akan jauh lebih baik dan bisa berdampak positif pada anak.
Menurut Vera, pujian atau validasi eksternal masih dibutuhkan pada anak-anak hingga usia remaja. Validasi ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat menumbuhkan motivasi pada diri mereka.
“Pujian masih dibutuhkan untuk mereka. Makanya mungkin ada anak-anak yang akan semangat belajarnya kalau dijanjikan reward tertentu,” tuturnya.