Chicago (ANTARA) - Emas berjangka tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan meningkatnya selera terhadap aset-aset berisiko, namun dolar yang lebih lemah menahan penurunan emas lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, jatuh 5,1 dolar AS atau 0,28 persen, menjadi ditutup pada 1.805,80 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas datar diperdagangkan di 1.804,56 dolar AS per ounce pada pukul 19.27 GMT.
Baca juga: Harga emas stabil, pelemahan "yields" obligasi imbangi naiknya selera risiko
Sehari sebelumnya, Selasa (28/12/2021), emas berjangka terkerek 2,1 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.810,90 dolar AS, setelah turun 2,9 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.808,80 dolar AS pada Senin (27/12/2021), dan naik 9,5 dolar AS atau 0,53 persen menjadi 1.811,70 dolar AS pada Kamis (23/12/2021).
Pasar AS ditutup pada Jumat (24/12/2021) untuk liburan perayaan Natal.
Emas telah diperdagangkan dalam kisaran yang relatif ketat selama sebulan terakhir karena kekhawatiran tentang varian Omicron dari COVID-19 dan ketidakpastian seputar efektivitas kebijakan untuk memerangi inflasi, menurut analis pasar.