ANTARAJAWABARAT.com, 8/10 - Sebanyak 300 kartu pos dari 48 negara di dunia dipamerkan dalam "International Mail Art" atau Pameran Kartu Pos Internasional mengusung tema "Peace Journey to The East" di Sanggar Olah Seni (SOS) Babakan Siliwangi, Bandung, Sabtu.
Kartu pos yang dipamerkan ini berasal dari sejumlah negara di hampir seluruh benua, yaitu Eropa, Asia, Amerika, Afrika, dan Australia.
Seluruh kartu pos ini bukan kartu pos kosong, melainkan kartu pos berisi gambar dan pesan dari ratusan partisipan di 48 negara yang mereka kirimkan langsung.
Negara tersebut misalnya, Argentina, Brazil, Italia, Kanada, Belanda, Hungaria, Rusia, Spanyol, Swedia, Amerika Serikat, Turki, Thailand, Malaysia, dan Inggris.
"Kami memilih kartu pos sebagai media karena kartu pos itu suatu media komunikasi yang mewakili pendapat, ide dan keinginan," kata Toni Antonius, penggagas pameran ini, di Bandung, Sabtu.
Toni menuturkan, lewat 'mail art' ini timnya juga ingin menunjukan bahwa seni itu bisa diungkapkan lewat media apapun.
"Seni itu tidak ribet. Di atas kartu pos yang sederhana pun kita bisa tunjukan seni. Bahkan, kelebihan kartu pos itu selain sederhana, dia (kartu pos-red) juga jujur," lanjutnya.
Dari sekian banyak kartu pos yang dinilai paling unik adalah kartu pos kiriman partisipan kebangsaan Italia.
"Selain karyanya unik, dia juga terbilang sangat antusias karena dia mengirim lebih dari satu karya, bahkan sampai brkantong-kantong," kata Toni.
Toni menambahkan, selain ungkapan seni, pemilihan kartu pos sebagai media juga terkait pada nilai lain tentang kemajuan teknologi komunikasi yang kini melekat pada internet dan pesan elektronik, sehingga mulai melupkan media komunikasi terdahulu.
"Secara psikologis akan beda rasanya saat kita mendapat pesan melalui email dan pesan melalui kartu pos yang dikirim secara langsung," ungkap Toni.
Toni menuturkan, di negara lain sebenarnya pameran sejenis ini bukanlah hal baru. Hanya saja di Indonesia masih sangat jarang, dan bisa jadi pameran ini merupakan yang pertama.
Selama kurang lebih satu tahun Toni dan penggagas lainnya mensosialisasikan dan menghimpun kartu pos. "Memang tidak mudah karena secara teknis pasti ada saja kendala. Misalnya, ada karya yang nyasar, bahkan ada juga karya yang tidak kunjung sampai," kata Toni.
Pameran 'mail art' kali ini merupakan yang kedua kalinya digelar di SOS. Sebelumnya pameran yang digagas oleh Toni, Evie Satijadi, dan Deden Sambas ini pernah diselenggarakan pada 2009 dengan tema "From the World with Love".
"Harapannya ini akan jadi kegiatan rutin tahunan karena selain seni, kegiatan ini juga sekaligus memperkenalkan Indonesia, bahkan Kota Bandung. Setidaknya partisipan yang mengirim karya jadi tahu bahwa ada kota di Indonesia yang bernama Bandung," tutur Toni.
-achie-