Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) mengungkapkan konversi kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke kompor induksi atau listrik membuat subsidi energi jadi lebih tepat sasaran.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan Bob Saril mengatakan selama ini metode penyaluran subsidi dalam bidang kelistrikan terbukti paling efektif dibandingkan subsidi energi yang lain.
Bagi masyarakat kurang beruntung yang saat ini mendapatkan listrik bersubsidi dengan daya 450 VA tentunya tidak akan dapat melakukan konversi tersebut, mengingat kompor induksi membutuhkan daya listrik yang cukup besar.
Baca juga: PLN proyeksikan program kompor listrik hemat pengeluaran negara Rp27,3 triliun
Maka dari itu, PLN sudah mulai mengkaji mekanismenya untuk pelanggan yang disubsidi, sehingga masyarakat kurang mampu juga akan bisa mendapatkan manfaat dari program konversi ke kompor induksi.
"Bagaimana masyarakat kecil menikmati. PLN memiliki data rumah yang sesuai dengan nama dan alamatnya. Masing-masing di rumah ada meterannya. Itu bisa kita manfaatkan," kata Bob dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
PLN tengah mengkaji bagaimana memaksimalkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk penyaluran subsidi ini nanti. Selain itu PLN juga akan mengusulkan kepada pemerintah untuk reformasi tarif yang lebih sederhana untuk penyaluran subsidi yang lebih tepat sasaran.
"Kita sudah diskusikan dengan regulator, dalam hal ini Kementerian ESDM. Atau bisa juga kita memanfaatkan digitalisasi, kompor listrik sekarang sudah digital juga jadi bisa ditandai untuk menyalurkan subsidi yang tepat sasaran," ujarnya.
Terkait dengan arahan Presiden RI, Bob menambahkan PLN saat ini fokus mengkampanyekan keunggulan memasak dengan kompor induksi yang nyaman, mudah, tidak berbahaya, bahkan aman untuk anak-anak. Selain itu penggunaan kompor listrik juga terbukti lebih murah, karena tingkat efisiensinya tinggi.