New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mempertahankan nada positif karena investor tidak lagi memperkirakan varian virus corona Omicron akan menggagalkan pertumbuhan ekonomi global, dan data menunjukkan penurunan dalam persediaan minyak mentah AS.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari, terangkat 38 sen atau 0,5 persen menjadi menetap di 75,82 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari bertambah 31 sen atau 0,4 persen, menjadi berakhir di 72,36 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak perpanjang reli karena kekhawatiran atas Omicron berkurang
Patokan global Brent telah rebound sekitar 10 persen sejak 1 Desember dengan ekspektasi bahwa Omicron hanya akan berdampak terbatas pada permintaan minyak, setelah jatuh 16 persen sejak 25 November. Studi awal menunjukkan dua suntikan Pfizer-BioNTech mungkin hanya melindungi sebagian dari Omicron, tetapi dosis ketiga dapat meningkatkan perlindungan itu.
"Beberapa kekhawatiran permintaan minyak terkait Omicron mungkin terlalu pesimistis, dan karenanya dengan beberapa berita positif terkait dengan Omicron yang dirilis dalam beberapa hari terakhir, harga minyak pulih," kata Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS.
Pasar memiliki reaksi yang diredam terhadap angka persediaan mingguan AS. Stok minyak mentah turun 240.000 barel dan stok bensin dan sulingan meningkat karena penyulingan meningkatkan produksi. Namun, pada saat yang sama, produk AS yang dipasok oleh kilang, yang mewakili permintaan, mencapai 20,9 juta barel per hari selama empat minggu terakhir - melebihi tingkat penggunaan konsumen sebelum pandemi.