Pasar memperkirakan bahwa pasokan akan melebihi permintaan pada awal 2022, karena meningkatnya produksi AS dan penambahan pasokan yang berkelanjutan dari Timur Tengah.
Pada akhirnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, memilih mempertahankan jadwalnya untuk meningkatkan pasokan sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan - meskipun ada kekhawatiran bahwa varian baru akan melemahkan permintaan.
Baca juga: Harga minyak melonjak didukung harapan Omicron dan kebijakan harga Saudi
Gedung Putih dan Teheran telah memulai kembali pembicaraan mengenai program nuklir Iran, tetapi kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran masih jauh, dan para pejabat Barat telah menyuarakan kekecewaan atas tuntutan Iran yang meluas.
Ketegangan antara kekuatan Barat dan Rusia atas Ukraina juga tetap tinggi setelah Presiden AS Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (7/12/2021) bahwa Barat akan memberlakukan "tindakan ekonomi dan lainnya yang kuat" pada Rusia jika menyerang Ukraina, sementara Putin menuntut jaminan bahwa NATO tidak akan melakukan perluasan lebih jauh ke arah timur.
"Semua titik panas ini memberi tahu pasar bahwa kami telah menambahkan risiko dan ketika kami melakukannya, harga-harga bergerak naik," kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics di Dallas.
Baca juga: Harga minyak beragam, meningkatnya kasus COVID picu kekhawatiran permintaan
Harga minyak naik, ketakutan dampak Omicron berkurang, persediaan AS turun
Kamis, 9 Desember 2021 6:54 WIB