Perempuan kelahiran 1989 ini juga merasa bahwa tantangan dan kesulitan yang dirinya hadapi selama ini tidak hadir tanpa alasan. “Banyak yang kirim DM, 'Tadinya gue hampir bunuh diri, tapi saat lihat YouTube lo, gue urungkan niat itu.' Aku percaya ini misi besar, jadi aku merasa berkewajiban untuk share pengalamanku ke lebih banyak orang," ujar Marshanda tegas.
Baca juga: Presiden: Membentuk SDM unggul bukan berdasarkan ilmu masa lalu
Memanusiakan perasaan sendiri
Menjawab pertanyaan seorang peserta tentang penyakit bipolar yang juga ia idap, Marshanda menegaskan beberapa hal yang perlu dilakukan.
“Lakukan riset sebanyak mungkin, ketahui lebih banyak hal tentang bipolar, pahami karakter bipolarmu juga secara personal karena bipolar yang aku miliki, misalnya, tidak selalu sama dengan bipolar yang pun kamu derita. Kenali hal-hal apa saja yang menjadi trigger."
Baca juga: "GEMBIRA", tips sehat dan awet muda ala Kak Seto
"Kalau aku pribadi, saat kurang tidur lebih tepatnya, aku akan lebih mudah merasa gelisah, panik, ketika ada suara yang berisik. Kalau aku yang dulu, aku akan menolak perasaan tidak sukaku dan berpikir, 'Ini, nih, gejala orang bipolar.' Kalau sudah tau dan lebih sadar, aku akan embrace perasaan itu dan menyatakan bahwa perasaan itu valid.”
Manusiakan perasaan kita sendiri karena hal tersebut berarti bentuk lain dari self-love. Rutinlah bermeditasi, perkaya pengetahuan, berbagilah ke orang-orang yang memang membuat kita nyaman, ketahui apa yang menjadi titik kuat dan lemah kita agar kita pun bisa menjadi semakin mawas diri.
Marshanda berpesan, “Yang terpenting, carilah bantuan dari profesional apabila kamu merasa kamu sudah membutuhkannya, terlebih ketika produktivitasmu jadi terganggu karena hal tersebut.”