Artikel - Magic Velvet Beans
Rabu, 24 November 2021 22:27 WIB
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh defisien dopamin adalah Parkinson. Penyakit Parkinson adalah suatu gangguan degeneratif jangka panjang dari sistem saraf pusat yang mempengaruhi sistem motorik. Penyakit Parkinson ditandai dengan kematian dini neuron yang memproduksi dopamin. Penurunan kadar dopamin yang menyebabkan gangguan gerakan khas penderita Parkinson, seperti bradykinesia, katalepsi, tremor, dan gangguan postural serta gaya berjalan. Selain itu terdapat gejala non-motorik yang meliputi masalah daya ingat, neuropsikiatri, dan sensorik, serta insomnia.
Terdapat lebih dari 6,2 juta orang yang menderita penyakit Parkinson di seluruh dunia. Penderita penyakit Parkinson meningkat setiap tahunnya. Penyakit Parkinson hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Pengobatan yang ada saat ini bertujuan untuk mengurangi gejala-gejalanya dengan meningkatkan kadar dopamin pada otak. Namun, mengkosumsi dopamin secara langsung tidak dapat dilakukan. Hal itu karena dopamin tidak dapat melewati blood-brain barrier. Cara untuk meningkatkan kadar dopamin dalam otak adalah dengan menggunakan prekursor dari dopamin yaitu L-DOPA. L-DOPA dapat melewati blood-brain barrier dan dapat diubah menjadi dopamin. Hingga saat ini, pemberian L-DOPA sintetis merupakan pilihan utama pada penanganan pasien penderita Parkinson.
Penggunaan L-DOPA sintetis pada jangka waktu panjang, dapat menyebabkan komplikasi seperti delirium, perubahan mood, dan psikosis. Perkembangan progresifitas penyakit mengakibatkan peningkatan kebutuhan dosis yang lebih tinggi untuk mengatasinya. Pengalihan ke L-DOPA alami yang terdapat pada tanaman kacang beludru diharapkan dapat mengeliminasi efek samping tersebut.
Kemampuan biji kacang beludru untuk mengatasi gejala-gejala Penyakit Parkinson juga telah dibuktikan melalui uji farmakologi oleh berbagai peneliti. Serbuk kacang beludru juga telah dijual secara komersil. Pemberiannya menunjukkan peningkatan perbaikan gejala Parkinson pada mencit. Mencit juga tidak menunjukkan keracunan dan kerusakan organ setelah mengkonsumsinya selama 1 tahun. Terbukti pula terjadinya peningkatan kadar dopamin di cerebral cortex. Uji klinis pada manusia menunjukkan ekstrak kacang beludru mampu meringankan gejala Parkinson Pasien teramati juga tidak mengalami dyskinesia.
Sejalan dengan hasil uji praklinis maupun klinis yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, Riset penulis menunjukkan kacang beludru dari Indonesia juga menunjukkan aktivitasnya untuk menangani Penyakit Parkinson. Upaya melakukan standarisasi bahan obat herbal dilakukan dengan terlebih dahulu memastikan pemenuhan syaratnya sebagai bahan pangan dan obat sesuai Standar Nasional Indonesia. Uji dilakukan dengan menentukan kadar proksimat dan kadar air baik pada serbuk kacang beludru, maupun dalam bentuk ekstraknya. Uji kontaminasi bakteri yang meliputi coliform, E.coli, salmonella, fungi, khamir, clostridium perfringens, dan bacillus ceureus menunjukkan kacang beludru dan ekstraknya tidak mengandung bakteri yang melampaui ambang batas. Uji standarisasi lainnya juga dilakukan untuk cemaran logam berat, yaitu terhadap kandungan timbal (Pb), Cadmium (Cd), Tin (Sn), Merkuri (Hg), dan Arsenik (As).
Hasilnya juga menunjukkan tidak ada kandungan logam berat yang melampaui ambang batas yang diperkenankan. Hal ini menunjukkan kacang beludru maupun ekstraknya telah memenuhi standar bahan pangan dan obat sesuai yang ditetapkan BPOM.