Bandung (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamamad Lutfi mengimbau pelaku industri untuk ikut serta bersama pemerintah mengendalikan kenaikan harga minyak goreng dengan memberikan buffer stock atau stok penyangga agar kenaikan komoditas tersebut tidak terlalu memberatkan masyarakat.
"Kita tidak bisa mendiamkan, semuanya bisa bekerja sama. Jadi kita imbau kepada industri untuk memberikan buffer stock supaya kenaikannya tidak memberatkan masyarakat," kata Mendag Muhamamad Lutfi seusai Rakornas Barang Kebutuhan Pokok jelang Natal dan Tahun Baru 2022 di Kota Bandung, Senin.
Menurut Mendag, stok minyak goreng saat ini aman yakni mencapai 624 ribu liter dan jumlah tersebut bisa untuk kebutuhan selama 1,5 bulan.
Mendag mengatakan kenaikan harga minyak goreng beberapa waktu lalu dipicu kenaikan harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di pasar internasional.
"Permasalahannya bahwa feed stocknya, asalnya dari CPO nya kalau dulu berbasiskan (harga) 500 sampai 700 dolar AS per ton. Hari ini sudah sampai di angka 1.250 dolar AS. Jadi kalau di kita harganya tinggi, di luar negeri bisa jauh lebih tinggi lagi " kata Mendag.
Selain itu pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pelaku industri minyak goreng untuk mengatasi kenaikan harga yakni pelaku industri akan menggelontorkan 11 juta liter minyak goreng demi meredam kenaikan harga tersebut.
"Jadi 11 juta liter sudah digelontorkan dalam masa pengiriman. Mudah-mudahan dalam minggu ini sudah bisa sampai pengiriman," kata dia.
Baca juga: Pemkot Bogor bahas kenaikan harga minyak goreng dengan Bulog
Baca juga: Minyak goreng dan cabai rawit jadi penyebab inflasi di Kota Cirebon