Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diprediksi melemah, pasca-melonjaknya inflasi di Amerika Serikat (AS).
IHSG pagi ini dibuka menguat 11,44 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.694,58. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,38 poin atau 0,25 persen ke posisi 960,79.
"Kami memperkirakan IHSG akan bergerak melemah pagi ini, seiring dengan gerakan negatif di bursa global. IHSG berpotensi bergerak di kisaran 6.631-6.711," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dari eksternal, bursa ekuitas Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (10/11) kemarin setelah pembacaan Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober AS menunjukkan lompatan terbesar dalam lebih dari 30 tahun dan memicu lonjakan imbal hasil surat utang.
IHK melonjak 6,2 persen (yoy), kenaikan tahunan terbesar sejak 1990. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang memiliki tren lebih rendah dalam beberapa pekan terakhir, melonjak sekitar 11 basis poin setelah IHK dirilis dan direspon negatif oleh investor.
Pada basis bulanan, IHK AS meningkat 0,9 persen (mom) dari perkiraan 0,6 persen (mom).
Dari Asia, Biro Statistik Nasional China melaporkan Indeks Harga Produsen (IHP) menguat 13,5 persen (yoy) dan 10,7 persen (mom) pada Oktober, peningkatan tercepat dalam 26 tahun terakhir. Sementara itu, IHK China tercatat meningkat 1,5 persen (yoy).
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 187,83 poin atau 0,65 persen ke 29.294,61, Indeks Hang Seng naik 38,25 poin atau 0,15 persen ke 25.034,39, dan Indeks Straits Times terkoreksi 12,82 atau 0,4 persen ke 3.218,5.
Baca juga: IHSG Kamis pagi dibuka menguat 11,44 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat dipimpin sektor perindustrian
Baca juga: IHSG BEI berpotensi melemah ikuti koreksi bursa saham global