ANTARAJAWABARAT.com, 10/6 - Institut Teknologi Bandung (ITB) menargetkan sebanyak 500 hasil riset mahasiswa program starata tiganya (S3) bisa dipublikasikan di jurnal internasional pada tahun 2011.
"Tahun ini kita targetkan ada 500 riset jurnal internasional yang bisa dipublikasikan," kata Sekjen Ikatan Alumni ITB Prof Dr Freddy P Zen, pada Seminar Hasil Penelitian Program Hibah Riset Ikatan Alumni 2011, di Auditorium Campus Center Timur ITB Jalan Ganesha Kota Bandung, Jumat.
Freddy mengatakan, tahun lalu jumlah riset ITB yang berhasil dipublikasikan di jurnal internasional ada sebanyak 250 riset.
"Tahun lalu ada 250 riset yang sudah tercapai dipublikasikan di jurnal internasional dan tahun sekarang dinaikkan jadi 500 riset," kata Freddy.
Ia menambahkan, berdasarkan indeks scopus pada bulan Juni 2011 jumlah mahasiswa yang mengajukan riset jurnal internasional ada 37 mahasiswa dan dosen.
Menurutnya, riset tersebut bertujuan untuk mewadahi inovasi-inovasi dari para mahasiswa ITB dalam setiap bidangnya dan mengetahui rangking atau peringkat ITB di jurnal internasional.
"Untuk mengetahui rangking ITB itu bisa dilihat dari riset yang ada di scopus. ITB itu dibandingkan dengan universitas lain, jauh diatas publikasi per tahun dengan jumlah dosen 1.200 dosen. Di tempat lain dosennya jauh lebih banyak dari ITB," katanya.
Walaupun mahasiswa ITB yang mengajukan riset untuk dipublikasikan di jurnal internasional semakin meningkat setiap tahunnya namun hal tersebut terkendala masalah klasik, yakni pendanaan.
"Peminatnya memang banyak tapi lagi-lagi dana menjadi salah satu kendalanya," kata Freddy.
Meskipun demikian, kata Freddy, ITB melalui Ikatan Alumninya, sudah empat tahun berturut-turut menyediakan dana bagi mahasiswanya yang ingin mengajukan riset agar dipublikasikan di jurnal internasional melalui Penelitian Program Hibah Riset Ikatan Alumni ITB.
Dikatakannya, untuk tahun ini dana yang disediakan untuk program yang sudah berlangsung empat tahun berturut-turut ini mencapai Rp1 miliar.
"Tahun pertama itu dananya mencapai Rp1,25 miliar, tahun kedua, ketiga dan sekarang Rp1 miliar. Mengapa jumlahnya berkurang karena yang Rp250 juta itu untuk inovasi seperti mahasiswa ITB yang ikut lomba robotik, dan lain-lain," kata Freddy.
(ajat)