Jakarta (ANTARA) - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan berpeluang menguat dibayangi sentimen tapering The Fed dan potensi gagal bayar raksasa pengembang properti China Evergrande.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.260 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.258 per dolar AS.
"Sentimen pasar keuangan global terhadap aset berisiko terlihat membaik pagi ini dengan menguatnya indeks saham Asia dan nilai tukar regional terhadap dolar AS. Rupiah mungkin bisa turut menguat terhadap dolar AS dengan perbaikan sentimen tersebut," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Ariston, situasi pandemi dalam negeri yang terus membaik juga mendukung penguatan rupiah.
"Tapi mungkin penguatan tidak terlalu dalam karena pasar masih mengkhawatirkan potensi gagal bayar Evergrande dan sikap Bank Sentral AS yang akan menjalankan tapering akhir tahun ini," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (26/9) bertambah 1.760 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,2 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 86 kasus sehingga totalnya mencapai 141.467 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.976 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,02 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 42.769 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 86,46 juta orang dan vaksin dosis kedua 48,53 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.220 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.260 per dolar AS.
Pada Jumat (24/9) lalu, rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.258 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah ditutup terkoreksi masih dipengaruhi sinyal tapering The Fed
Baca juga: Rupiah stabil di Rp14.000-Rp15.000 per dolar AS hingga 2022
Kurs rupiah berpeluang menguat dibayangi sentimen tapering dan Evergrande
Senin, 27 September 2021 9:58 WIB