Cirebon, 6/4 (ANTARA) - Pengunjung batik tradisional di perkampungan pengrajin dan pedagang di Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, hingga kini cukup ramai pada Sabtu, Minggu serta hari liburan terutama wisatawan dari luar Cirebon.
Seorang pengrajin batik Trusmi H. Surachman SH , Rabu, mengatakan para pengunjung hari-hari biasa hanya sekitar 25 orang, tetapi pada Sabtu dan Minggu bisa mencapai 100 orang yang mampir di tokonya di Jl. Trusmi Wetan, Plered, Cirebon.
"Selain Sabtu dan Minggu serta hari libur, biasanya yang banyak berkunjung adalah rombongan dari luar kota Cirebon," katanya.
Para pengunjung dari luar kota seperti dari Jakarta biasanya mencari batik khusus produk Cirebon seperti Mega Mendung, katanya.
Beberapa pengunjug dari Bekasi mengaku tertarik dengan batik Cirebon yang warnanya sejuk dan ada ciri khas yang berbeda dengan batik daerah lain di Indonesia.
"Kami sengaja mencari batik Cirebon di ciri khas seperti Mega Mendung karena lukisannya cukup bagus dan enak dipandang," kata Sanusi warga Bekasi yang mengaku datang ke Cirebon secara berombongan.
Surachman lebih jauh mengatakan, kendati barang baku terus naik, perajin dan pedagang batik tampaknya tetap bisa bertahan.
Caranya bila terkena barang untuk membuat batik ada kenaikan, maka produk batik juga dinaikkan menaikkan dengan catata tidak secara drastis, katanya.
Menurut dia, harga batik terpaksa dinaikkan karena mengikuti haraga bahan baku dan sebagai besar adalah impor seperti kain katon. ***4***
(T.Y003/B/M027/Y003)