Bandung, 21/3 (ANTARA) - Dinas Industri dan Perdagangan (Indag), Kadin serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar melakukan pendataan posisi ekspor provinsi itu terkait dampak bencana alam tsunami yang melanda Jepang.
"Pengaruhnya pasti ada yakni penundaan ekspor maupun impor ke dan dari Jepang. Kami masih melakukan pendataan bersama Kadin dan Apindo," kata Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Jawa Barat, Ferry Sofyan Arief di Bandung, Senin.
Ia menyebutkan, saat ini belum mendapat laporan terkait adanya penundaan pengiriman barang ekspor maupun impor dari Jepang. Meski tsunami melanda kota-kota di pantai timur Jepang, namun pengaruhnya tetap terjadi di kota-kota di pantai utara Jepang.
Namun demikian, kata Ferry, kabar baik dari Jepang adalah stetmen pemerintah negeri itu yang menyebutkan industri sudah kembali beroperasi sejak Minggu (20/3).
"Kabar baik kemarin industri yang sempat terganggu operasinya, dikabarkan mulai beroperasi lagi. Artinya roda produksi sudah kembali bergulir sehingga barang-barang impor mereka kembali bisa masuk," kata Ferry.
Ia menyebutkan, ekspor Jawa Barat ke Jepang cukup besar yakni menempati peringkat ketiga dibawah ekspor ke AS dan Uni Eropa. Komoditi ekspor Jabar adalah barang elektronika, mesin, plastik dan karet serta tekstil dan produk tekstil (TPT).
"Ekspor ke Jepang itu adalah sisa order akhir 2010 lalu, untuk awal 2011 belum ada order mungkin pengaruhnya ada meski dari sisi angka kami masih menghitungnya," kata Ferry.
Menurut Ferry, dalam dua bulan ke depan merupakan masa pemulihan bagi industri Jepang baik yang terkena dampak langsung bencana maupun yang tidak langsung.
"Jepang tetap salah satu tujuan ekspor Indonesia untuk jangka panjang, pemulihan mereka tak akan lama. Meski demikian perusahaan Jabar tetap diharapkan memperluas jaringan ke negara lainnya," kata Ferry.
Ferry menyebutkan, Amerika Selatan dan Afrika merupakan salah satu kawasan yang menjadi prioritas perluasan pasar bagi produk Indonesia khususnya Jawa Barat.
"Produk Jabar yang bisa dikembangkan ke Amerika Selatan dan Afrika terutama tekstil dan produk tekstil, juga kerajinan dan furniture," kata Ferry.
Ia menyebutkan, pemerintah memfasilitasi perluasan pasar ekspor Indonesia ke wilayah tersebut dengan alasan masih rendahnya ekspor ke kawasan itu yang sebenarnya memiliki pasar yang masih terbuka.
Di lain pihak, produk Indonesia khususnya tekstil memiliki kualitas bagus dan diakui di luar negeri. Sehingga peluang pasar untuk menembus Afrika dan Amerika Selatan cukup terbuka.
"Sebagian produk TPT sudah ada yang menembus kawasan itu, seperti ke Amerika Selatan namun volumenya masih kecil dan sebagian pasokan melalui perantara di AS," kata Ferry.
Syarif A
JABAR DATA POSISI EKSPOR DAMPAK TSUNAMI JEPANG
Senin, 21 Maret 2011 19:08 WIB