Depok (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan ada perbedaan data kasus konfirmasi aktif COVID-19 antara pusat dengan Depok yang selisihnya mencapai 17.413 kasus aktif.
"Saat ini di Depok ada 9.518 kasus aktif COVID-19, sedangkan data pusat mencatat ada 26.932 kasus aktif. Jadi ada selisih 17.413 orang," kata Dadang kepada ANTARA di Depok, Jawa Barat, Jumat.
Hal tersebut dikatakan Dadang menanggapi pernyataan satgas pusat terkait Depok yang dinilai menjadi penyumbang tertinggi nasional kasus COVID-19.
Dadang menjelaskan data riil yang ada di Satgas Depok di PICODEP. "Sudah dari sejak Tahun 2020 sehingga kami minta rekonsiliasi data dengan satgas pusat. Karena data ini penting sebagai basis perhitungan zonasi dan kebijakan," ujarnya.
Dadang menegaskan bahwa hal itu perlu diluruskan bahwa saat ini ada perbedaan data yang sangat tinggi antara satgas pusat dengan Satgas Depok.
"Kami mohon kepada satgas pusat untuk mempertimbangkan banyak hal ketika akan merilis sesuatu," ujarnya.
Ia mengatakan PR satgas pusat saat ini adalah segera laksanakan rekonsiliasi data, karena ini tidak saja terjadi dengan kota Depok, tapi juga dengan daerah lainnnya.
Lebih lanjut Dadang menjelaskan penambahan testing sudah tentu akan menambah kasus dan pihaknya akan terus melakukan penambahan testing sebagai komitmen untuk melaksanakan arahan Instruksi Mendagri
"Perlu kami tegaskan bahwa kami sedang meningkatkan pemutakhiran dan kualitas data, jangan sampai ada kasus under reported. Kami menyisir data-data di setiap lab/faskes," kata Dadang.
Baca juga: Kapolrestro dan PWI Depok bagikan ratusan paket sembako
Baca juga: Kanwil Kemenkumham Jabar tinjau vaksinasi COVID-19 di Rutan Depok