Tasikmalaya, 9/1 (ANTARA) - Masyarakat adat Kampung Naga, berharap siapapun pemimpin yang terpilih dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, periode 2011-2015, mengerti tentang adat dan budaya.
"Semua mengakui bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budaya, siapaun yang nanti terpilih saya harap seperti itu," kata Kuncen Kampung Naga, Ade Suherlin disela-sela pelaksanaan pencoblosan di TPS 1 yang berlokasi diluar kawasan kampung adat tersebut, Minggu.
Ia berharap pemimpin Kabupaten Tasikmalaya yang terpilih nanti berpegang teguh pada falsafah yang dianut adat dan budaya yang dimiliki bangsa, serta memegang teguh dalam mewujudkan visi misi Kabupaten Tasikmalaya yang Islami dan religius.
Pemimpin yang terpilih nanti dalam upaya melestarikan adat dan kebudayaan, ditegaskan Ade bukan dilakukan untuk menjadi sebuah tontonan melainkan menjadi panutan bagi masyarakat luas agar masyarakat berbudaya.
"Sekarang menghargai itu justru sebagai pelestarian budaya, tapi bukan menjadi tuntunan, justru dijadikan tontonan, pemerintah sudah keliru kalau cara seperti itu," kata Ade.
Kekhawatiran masyarakat Kampung Naga yakni perbedaan yang dipermasalahakan, padahal kata Ade perbedaan bukan masalah atau pertentangan melainkan sebuah warna hidup yang bebangsa.
Ia mencontohkan perbedaan adat atau budaya maupun golongan untuk membawa masyarakat bangsa Indonesia bersatu, saling menyayangi dan cinta damai sesama manusia.
"Dimata kami beda itu adalah warna, contoh di masyarakat adat tidak pernah mempertanyakan tamu yang datang agama apa, golongan mana, kita tidak akan disebut bhineka kalau mempermasalahkan perbedaan," katanya.
Untuk menghadapi permasalahan perbedaan itu, Ade berharap calon pemimpin Kabupaten Tasikmalaya yang terpilih nanti dapat diduduki oleh pemimpin yang tepat bukan orang yang keliru.
"Seandianya yang mengelola bukan ahlinya, atau skillnya, tunggu kehancurannya," kata Ade.
Selain itu, Ade berharap pemimpin yang terpilih nanti, Bupati maupun Wakil Bupati Tasikmalaya harus berjalan selaras dan harmonis meskipun beda dari golongan atau partai.
Ia khawatir jika dua pemimpin nanti Bupati maupun Wakilnya tidak menciptakan keharmonisan maka akan berdampak timbulnya perselisihan sehingga rakyat akan terabaikan.
"Kalau dua pimpinan bentrok bagaimana memimpin rakyat, keharmonisan diantara pimpinan itu itu harus diutamakan, sekalipun mereka berangkatnya dari golongan atau partai berbeda," katanya.
Dalam mensukseskan Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, kata Ade masyarakat adat yang memiliki hak pilih sebanyak 207 orang dan dijamin seluruhnya hadir ke TPS untuk menyalurkan hak suaranya.
Pemilihan kepala daerah itu, Ade menegaskan tidak mengarahkan masyarakat adat untuk mendukung salah satu calon melainkan pihaknya memberikan sebuah gambaran keinginan dari delapan pasangan calon itu ketika memimpin nanti.
"Saya bebaskan masyarakat untuk memilih siapa saja," kata Ade berharap Pilkada terjadi dua putaran karena menyanyangkan pelaksanaan pemilihan pada bulan Safar yang menurutnya tidak cocok karena ada pertentangan adat.
Sementara itu peserta Pilkada Kabupaten Tasikmalaya yakni nomor urut 1 pasangan Endang Kusnaeni-Suparman, nomor urut 2 Subarna-Dede T Widarsih, nomor urut 3 Endang Hidayat-Ahmad Juhana.
Nomor urut 4 pasangan Ahmad Saleh-Ucu Asep Dani, nomor 5 Harmaen Muchyi-Tachman Iding Husein, nomor 6 Uu Ruzhanul Ulum-Ade Sugianto, nomor 7 Ade Sumia-Nanang Mamur dan nomor 8 HE Hidayat-Asep Ahmad Djaelani.
Feri P
KAMPUNG NAGA BERHARAP PEMIMPIN TERPILIH MENGERTI BUDAYA
Senin, 10 Januari 2011 11:30 WIB