Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan penduduk Indonesia yang telah menerima vaksin dosis pertama hingga Sabtu pukul 12.00 WIB mencapai 44.107.926 jiwa.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Sabtu, terdapat penambahan sebanyak 390.672 jiwa yang mendapat vaksinasi dosis pertama.
Sementara jumlah penerima vaksin dosis lengkap (kedua) bertambah 321.851 jiwa. Dengan tambahan tersebut, maka masyarakat yang telah mendapat vaksin dosis lengkap mencapai 17.475.996 jiwa
Pemerintah menargetkan vaksinasi COVID-19 sebanyak 208.265.720 jiwa, untuk membentuk kekebalan kelompok (Herd Immunity) sehingga pandemi COVID-19 segera berakhir.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia kembali menerima delapan juta dosis bahan baku vaksin Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Provinsi Banten, Kamis.
Dengan kedatangan vaksin tahap ke-29 ini, total Vaksin yang dimiliki Indonesia menjadi 152.907.880 dosis vaksin dalam bentuk jadi maupun bulk.
Pasokan vaksin yang cukup diharapkan mampu melakukan penyuntikan dua juta dosis per hari pada Agustus dapat terealisasi.
Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika mengatakan vaksin COVID-19 bisa menurunkan risiko berat bahkan kematian bagi para penerima manfaat.
"Vaksin memang tidak membuat seseorang bebas dari paparan COVID-19. Namun dengan vaksinasi bisa menurunkan risiko berat atau bahkan kematian," kata Mahardika.
Mahardika mengatakan vaksin juga mampu mengurangi tekanan terhadap rumah sakit karena meringankan gejala infeksi pada pasien. "Untuk itu amat penting untuk divaksin untuk mengurangi risiko berat," ujarnya.
Baca juga: 43,16 juta jiwa telah disuntik vaksin dosis pertama
Baca juga: Kemenparekraf gandeng PHRI buat sentra vaksinasi covid di Garut