Bandung, 17/12 (ANTARA) - Sejumlah istri Ketua Rukun Warga (RW) maupun di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung mempunyai trik mengejar dan mengingatkan orang yang hendak membuang sampah sembarangan ke sungai itu.
"Saya apresiasi sejumlah istri ketua RW aktif mencegah pembuangan sampah ke Sungai Cikapundung, seperti istri Ketua RW 07 di Kebon Bibit saking pedulinya ia kejar pembuang sampah dan merebutnya sebelum dibuang ke sungai atau di tempat sembarangan," kata Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda di Bandung, Jumat.
Bila para Ketua RW yang rata-rata kaum pria sungkan untuk bertindak tegas, namun istri mereka sebagai kader kebersihan lebih berani dan leluasa untuk menegur dan bertindak mencegah langsung.
"Bukan satu atau dua orang istri ketua RW atau RT di aliran Cikapundung yang beraksi seperti itu. Dan Kota Bandung memang perlu kader-kader seperti itu sehingga pembuang sampah berfikir dua kali 'dipermalukan' saat melakukan pelanggaran membuang sampah," kata Ayi.
Gerakan kebersihan di sepanjang aliran Sungai Cikapundung, kata Ayi sudah banyak memberikan hasil dengan berkurangnya sampah yang hanyut di aliran sungai yang membelah Kota Bandung itu.
Selain itu tidak ada lagi tumpukan sampah yang di pinggir Cikapundung yang rutin dibersihkan warga setiap minggu sekali. Kader-kader kebersihan sudah bergerak optimal, di lain pihak kesadaran masyarakat di sekitar bantaran sungai untuk tidak membuang sampah sembarangan juga meningkat.
Meski demikian, ia mengakui, kebersihan di enam anak sungai lainnya belum semaksimal di Sungai Cikapundung. Ia menyebutkan sejumlah sungai masih didapati tumpukan sampah limbah rumah tangga.
"Belum semua warga sadar untuk membuang sampah pada tempatnya, tak itu saja banyak juga toko-toko di pusat Kota yang tidak melengkapi dengan tong sampah. Akibatnya sampah dibuang sembarangan dan hanyut terbawa aliran air hujan," katanya.
Pada kesempatan itu, Ayi meminta seluruh toko menyediakan tong sampah. Ia tak segan-segan akan melakukan inspeksi ke sejumlah kawasan pertokoan dan pusat kegiatan ekonomi di Bandung untuk mengecek tong sampahnya.
"Dulu orang kota mencak-mencak kepada penduduk di aliran sungai karena membuang sampah, sekarang sebaliknya warga di aliran sungai mencak-mencak karena orang kota membuang sampah sembarangan yang terbawa hanyut ke sungai," katanya.
Sementara itu Kota Bandung menganggarkan biaya penanganan dan revitalisasi Sungai Cikapundung tahun 2011 melebihi Rp10 miliar atau lebih besar dari tahun 2010.
"Anggaran untuk pemeliharaan dan revitalisasi Sungai Cikapundung tahun 2011 lebih besar dari tahun ini. Itu dilakukan karena fokus untuk memaksimalkan manfaat Cikapundung selain untuk air baku juga untuk wisata dan penghijauan," katanya.
Anggaran sebesar itu, selain untuk menangani aliran Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung, juga untuk melakukan pemeliharaan dan normalisasi enam anak sungai utama dari Cikapundung di wilayah Kota Bandung.***3***
Syarif A